[Valid Atom 1.0] Abdul Hakim Lutfi: Jangan Ragu Membuang Racun

Friday, September 7

Jangan Ragu Membuang Racun

Saat-saat yang mayan bikin  enek bagi seorang trader adalah saat ngeliat suatu possi terfloating negatif Iya gak sih? ) Memang bagi sebagian trader, terutama yang masuk kategori swinger, floating menjadi hal yang hampir dianggap “biasa”.

Terus terang saya sendiri dilatih oleh mentor saya untuk menjadi swinger trader. Memang sih, menjadi swinger trader membuat saya lebih nyaman dalam bertrading. Memasang margin hanya sekitar 5% perposisi dengan TP minimal 100 points membuat saya jadi terbiasa melihat posisi yang terfloating minus Tapi… nah ini dia sisi negatifnya Karena sudah terbiasa melihat floating negatif, akhirnya saya menjadi kurang aware untuk melakukan “buang racun” alias cut loss :”> Seringkali saya membiarkan satu posisi terfloating sampai berhari-hari Apalagi ada satu masa saat saya tidak menggunakan stop loss dan hanya melakukan hedging atas suatu posisi sebagai pembatas kerugian. Jadilah…, floating minus menjadi “pemandangan” yang biasa di deretan koleksi posisi saya )

Nah, tapi lama kelamaan, ngeliat suatu posisi terfloating kelamaan ternyata bikin enek juga deh… Apalagi, biasanya ngeliat floating negatif yang berkepanjangan membuat secara psikologis kita ragu untuk melakukan open position. Belum lagi, tentu saja posisi yang terfloating kelamaan menjadi beban tersendiri bagi margin kita.

Seorang temen trader mengatakan floating itu bagian dari trading. Iya sih memang… tapi, itu bukan menjadi alasan untuk membiarkan suatu posisi terfloating terlalu lama. Boleh-boleh saja kita optimis bahwa satu saat harga akan berbalik arah. Tapi, ada baiknya kita pertimbangkan “biaya kesempatan” yang hilang akibat kita memelihara floating negatif tersebut. Seandainya kita tidak membiarkan floating kelamaan, tentunya margin bisa kita pakai untuk mengambil posisi yang lebih “baik”. Lagi pula, gak selamanya matahari akan kembali bersinar setelah mendung menggantung ) Gak selamanya floating minus akan menjadi profit. Bisa-bisa posisi tersebut akhirnya menjadi penyebab MC. Wadduhh… percaya deh… gak enak banged…

Saya bisa kasih saran untuk anda agar berani "membuang racun" posisi floating minus ini karena pengalaman MC saya yang kedua kali berasal dari masalah seperti ini :”> Pengalaman MC pertama saya dikarenakan saat itu memang belum paham dasar analisis Nah, MC kedua, sumbernya karena hobi saya memelihara posisi floating minus (plus margin management yang kedodoran :”>) Jadi, jangan sampai hal yang sama terjadi pada account anda

Apabila anda masih selalu merasa sayang untuk melakukan cut loss, saran saya, selalulah memasang stop loss. Dengan stop loss, posisi anda akan otomatis terclosed sampai batas kerugian yang telah anda tetapkan, sehingga anda tidak terjebak untuk merasa sayang melakukan cut loss.

Trader partner diskusi saya selalu menyarankan untuk jangan ragu “mengakui kesalahan” dengan melakukan cut loss terhadap posisi yang terfloating negatif (thanks to U ) Biasanya memang, setelah posisi “bersih” dari floating negatif, kita bisa berpikir secara lebih tenang untuk menganalisis kondisi pasar dan kembali melakukan open position.

Memang ada saatnya kita percaya bahwa posisi yang kita ambil akan mencapai TP. Tapi ada saatnya pula kita mesti mengakui bahwa posisi yang kita ambil ternyata kurang tepat. Bagi saya, tidak perlu malu untuk mengakui kesalahan, tapi ingatlah kesalahan yang pernah kita lakukan itu untuk tidak lagi diulangi di kemudian hari.

Jadi? Yah… kalo misalnya kita ambil posisi buy EU trus ternyata terfloating minus 100 pips dalam waktu kurang dari 1 jam, apa kita masih ragu untuk melakukan cut loss?

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...